24 Desa di Bojonegoro Alami Krisis Air Bersih

Share Now

Mediabersama.com, Bojonegoro – Hingga pertengahan Agustus 2023 ini, setidaknya sudah ada 24 desa yang tersebar di 13 kecamatan di Kabupaten Bojonegoro mengalami kekeringan dan krisis air bersih.

Jumlah desa yang terdampak kekeringan tersebut dimungkinkan masih akan bertambah karena berdasarkan data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bahwa puncak musim kemarau akan terjadi pada bulan September 2023.
Guna mengatasi krisis air bersih tersebut Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bojonegoro telah melakukan distribusi air bersih untuk warga yang terdampak kekeringan.

Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bojonegoro, Ardhian Orianto kepada awak media mengatakan bahwa pihaknya telah mendistribusikan bantuan air bersih kepada warga terdampak bencana alam kekeringan sebanyak 306 tangki masing-masing berisikan 4.000 liter atau sebanyak 1.225.000 liter.
“Sampai dengan saat ini, hari Senin 21 Agustus 2021, kita BPBD sudah mendistribusikan sebanyak 1.225.000 ribu liter [air] untuk 24 desa, tersebar di 13 kecamatan.” tutur Ardhian. Senin (21/08/2023).

Adapun desa-desa yang mengalami krisis air bersih dan telah dilakukan distribusi antara lain:
Desa Meduri, Kecamatan Margomulyo; Desa Sugihwaras, Kecamatan Ngraho; Desa Malingmati dan Desa Jatimulyo, Kecamatan Tambakrejo; Desa Dukohkidul, Butoh, Sambong, dan Desa Kolong, Kecamatan Ngasem; Desa Clebung, Kecamatan Bubulan; Desa Sumberjokidul, Kecamatan Sukosewu.

Kemudian Desa Siwalan, Bareng, Panunggalan, dan Desa Alasgung, Kecamatan Sugihwaras; Desa Karangdinoyo, Kayulemah, Sumberharjo, Tlohohaji, dan Desa Tulungrejo, Kecamatan Sumberrejo; SMA Negeri Kepohbaru, Kecamatan Kepohbaru; SMK Negeri Sekar, Kecamatan Sekar; Desa Nglampin, Kecamatan Ngambon; Desa Jamberejo, Kecamatan Kedungadem; Desa Petak, Kecamatan Malo.
Lebih lanjut Ardhian mengimbau kepada masyarakat apabila di wilayahnya sudah mulai kesulitan air bersih agar segera melaporkan kepada kepala desa setempat. Dan kepada kepala desa yang di wilayahnya mulai kesulitan air bersih agar segera membuat surat permohonan ke BPBD Bojonegoro.

 

“Dalam proses pendistribusian air bersih tersebut ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh masyarakat. Permintaan harus melalui Pemerintah Desa dan diketahui oleh Pemerintah Kecamatan baru disampaikan ke Pemerintah Kabupaten Bojonegoro.” kata Ardhian.
Berdasarkan data dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bahwa puncak musim kemarau di Kabupaten Bojonegoro diperkirakan terjadi pada bulan Agustus hingga September 2023.

“Untuk prediksi BMKG puncak dari kekeringan ini di bulan Agustus sampai September 2023. [Kabupaten Bojonegoro] dengan level sedang,” kata Ardhian
Untuk itu kami mengimbau kepada masyarakat agar supaya menghemat air seefisien mungkin. Namun demikian BPBD Bojonegoro telah siap mengantisipasi kekeringan tersebut.

(Kumparan)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *