May 28, 2025

mediabersama.com

news portal

Dari Seni Batik hingga Diplomasi Budaya: MURI Beri Penghargaan untuk Tokoh Berprestasi di Berbagai Bidang

2 min read

Jaya Suprana Serahkan Sertifikat Rekor MURI.

Share Now

Mediabersama.com, JAKARTA – Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) kembali memberikan penghargaan kepada para tokoh yang telah mencatatkan prestasi luar biasa dalam berbagai bidang. Pendiri MURI, Jaya Suprana, secara langsung menyerahkan sertifikat rekor dalam acara yang berlangsung di Gedung Jaya Suprana Institute, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Kamis (22/5/2025). Acara ini sekaligus menandai 35 tahun perjalanan MURI dalam mendokumentasikan lebih dari 12 ribu karya dan pencapaian anak bangsa.

Tujuh tokoh inspiratif menerima penghargaan MURI kali ini, masing-masing dengan keunikan dan kontribusi yang berbeda. Hartono Sumarsono dinobatkan sebagai penulis buku batik terbanyak, Teguh Santosa sebagai penulis pertama Indonesia yang mengangkat isu reunifikasi Korea, dan Serlika Aprita sebagai dosen perempuan penulis buku Ilmu Hukum terbanyak. Selain itu, Pusat Gadai Indonesia menerima penghargaan atas pemberian emas terbanyak kepada nasabah, Kiki Adam sebagai desainer busana dansa yang mengangkat seni sebagai ekspresi jiwa, Intercity Evergreen atas penyelenggaraan pertandingan bola basket veteran terbanyak, serta Erlien Ermawati sebagai kolektor kartu member Starbucks terbanyak dengan 273 kartu.

Sebelum penyerahan sertifikat, Jaya Suprana mewawancarai para penerima rekor untuk menggali kisah di balik prestasi mereka. Hartono Sumarsono bercerita tentang ketertarikannya pada batik yang dimulai sejak 1983, ketika ia terpesona oleh porselen China di Jalan Surabaya. “Seseorang menyarankan saya melihat kekayaan batik Indonesia, dan ternyata nenek buyut saya adalah penjual batik. Sejak itu, saya menulis buku-buku batik sebagai wujud cinta untuk Indonesia,” ujarnya.

Sementara itu, Serlika Aprita, yang telah menulis 65 buku hukum, hanya mendaftarkan 35 buku untuk penghargaan ini karena tahun 2025 bertepatan dengan ulang tahunnya yang ke-35. Teguh Santosa, penulis buku tentang reunifikasi Korea, menerima penghargaan atas kontribusinya dalam diplomasi budaya. Ini adalah rekor MURI keenam yang dicatatkannya.

Andrew Susanto dari Pusat Gadai Indonesia mengungkapkan, rekor mereka tercipta karena kesalahan hitung yang justru menginspirasi pemberian 8.000 gram emas senilai Rp12 miliar kepada nasabah. “Emas Rp12 miliar terlalu murah untuk mendapatkan MURI,” ujarnya sambil tertawa. Kiki Adam, desainer busana dansa, menekankan bahwa karyanya adalah ekspresi jiwa, bukan sekadar kostum panggung.

Erlien Ermawati, kolektor kartu Starbucks, dan Intercity Evergreen, penyelenggara pertandingan basket veteran, juga membagikan cerita unik di balik rekor mereka. Jaya Suprana dalam sambutannya menyatakan kebanggaannya atas potensi anak bangsa. “Jika semua potensi ini dikembangkan, peradaban Indonesia akan abadi,” ujarnya.

Acara ini tidak hanya merayakan prestasi individu, tetapi juga memperlihatkan keragaman talenta dan dedikasi yang dimiliki Indonesia. Dengan penghargaan ini, MURI terus mendorong semangat inovasi dan kreativitas di berbagai bidang. (*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *