Mediabersama.com, Presiden Jokowi membandingkan tenaga riset dalam negeri dengan negara tetangga, Vietnam. Vietnam baru saja dikunjungi Jokowi selain Filipina dan Brunei Darussalam. Di Vietnam, Jokowi bertemu dengan sejumlah pengusaha.
Jokowi mengatakan, jumlah periset Vietnam sangat besar. Di sebuah perusahaan swasta, periset dari staf Research dan Development (R&D) atau Litbang bisa mencapai ribuan orang.
“Saya kemarin di Vietnam mendapatkan informasi ada satu perusahaan di sana R&D-nya memiliki 2.400 peneliti. Ini swasta. Begitu mereka sangat menghargai yang namanya riset,” kata Jokowi saat membuka Konvensi Kampus XXIX dan Temu Tahunan XXV Forum Rektor Indonesia di Surabaya, Senin (15/1).
Selain Vietnam, Jokowi juga menyebut hal yang sama dilakukan China. Bahkan, sebuah perusahaan di China memiliki puluhan ribu periset.
“Ada yang satu perusahaan yang saya tahu memiliki 24 ribu periset,” ungkapnya.
Jokowi kemudian menceritakan kesannya berkunjung ke dua universitas di Amerika Serikat beberapa bulan yang lalu. Ia mengaku kaget karena mahasiswa asal China dan India sangat banyak di universitas itu.
“Saya kemudian berpikir inilah yang menyebabkan yang namanya China, Tiongkok itu, melompat maju di 20 tahun terakhir ini dan melampaui negara-negara yang sudah maju,” ujarnya.
Di universitas itu, lanjut Jokowi, mahasiswa asal China dan Tiongkok itu banyak yang belajar di jurusan robotik dan AI. Yang dipelajari pun beragam, dari robotik untuk laut, untuk agraria, untuk medis hingga manufaktur.
“Inilah yang harus kita siapkan karena 5-10 tahun yang akan datang kita mendapat bonus demografi. SDM unggul akan menjadi muncul dan itu harus betul-betul kita persiapkan secara riil dan konkret,” pungkasnya.
Kegiatan ini dihadiri oleh para rektor dan sejumlah menteri, yaitu Mensesneg Pratikno yang juga mantan Rektor UGM, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim, dan Bahlil Lahadalia, Menteri Investasi/Kepala BKPM. Juga tampak Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa. (*)