Mediabersama.com,Jakarta – Ketua Majelis Penasihat Partai Amanat Nasional (PAN) Hatta Rajasa terkait waktu debat capres dan cawapres untuk diperpanjang. Hatta menilai jika moderator terlalu cepat membatasi waktu debat capres dan cawapres seperti cerdas cermat.
“Kalau menurut saya sebaiknya moderator itu tidak membatasi waktu terlalu sempit, karena rakyat itu ingin mendengar apa sih gagasan,” kata Hatta kepada wartawan di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Jumat (1/12/2023).
Pembina TKN Prabowo-Gibran ini mengatakan ajang debat capres dan cawapres bukanlah cerdas cermat. Ia menilai pasangan yang berada di hadapan publik mesti menyampaikan gagasan untuk Indonesia ke depan.
“Jadi kalau misalkan ada capres ditanya, pertanyaan simpel saja. ‘Kalau Anda terpilih Anda akan bawa ke mana Indonesia ini, apa visi Anda dalam lima tahun itu?’. Jangan mau bicara tet lima menit, kan bukan mau cerdas cermat ini,” ujarnya.
Iya berharap waktu yang diberikan untuk capres dan cawapres tak terlalu pendek. Ia menegaskan bahwa yang dibawa oleh paslon adalah gagasan untuk tingkat nasional bukan daerah.
“Saya tidak mengusulkan itu, tapi saya harapkan ya jangan terlalu ketat walaupun tentu ada batasan waktu, tapi jangan terlalu ketat. Karena yang dibicarakan bukan sesuatu tingkat kelurahan tetapi membicarakan suatu gagasan Indonesia ke depan ini seperti apa,” ungkapnya.
Jadwal debat pertama: Selasa, 12 Desember 2023
Tema debat pertama: Hukum, HAM, Pemerintahan, Pemberantasan Korupsi, dan Penguatan Demokrasi.
Jadwal debat kedua: Jumat, 22 Desember 2023
Tema debat kedua: Pertahanan, Keamanan, Geo Politik, dan Hubungan Internasional.
Jadwal debat ketiga: Minggu, 7 Januari 2024
Tema debat ketiga: Ekonomi (Kerakyatan dan Digital), Kesejahteraan Sosial, Investasi, Perdagangan, Pajak (Digital), Keuangan, Pengelolaan APBN dan APBD, Infrastruktur.
Jadwal debat keempat: Minggu, 21 Januari 2024
Tema debat keempat: Energi, SDA, SMN, Pangan, Pajak Karbon, Lingkungan Hidup, dan Agraria, dan Masyarakat Adat.
Jadwal debat kelima: Minggu, 4 Februari 2024
Tema debat kelima: Teknologi Informasi, Peningkatan Pelayanan Publik, Hoaks, Intoleransi, Pendidikan, Kesehatan (Post-COVID Society), dan Ketenagakerjaan.
(Detik)
